MOST RECENT

|

BI Tekankan Permodalan dan Efisiensi Perbankan

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) akan memfokuskan pengembangan perbankan ke depan pada masalah permodalan dan efisiensi terutama untuk meningkatkan daya saing dan mendorong fungsi intermediasi.


Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam acara pertemuan tahunan "bankers dinner" di Jakarta, Jumat, malam.


Dikatakannya, penguatan sistem pengawasan industri perbankan dan pendalaman industri melalui konsolidasi tetap menjadi faktor penentu keberhasilan melewati krisis di tengah persaingan global.


"Modal perbankan mungkin mencukupi untuk menggerakkan sendi-sendi perekonomian nasional secara gradual, namun saya merasa belum pasti cukup kokoh untuk menghadapi krisis," katanya.


Krisis tahun 1997/1998 maupun 2007/2008, katanya memberikan pesan penting bahwa kerapuhan perbankan akan merugikan negara, bank sentral dan akhirnya jatuhnya pada kesengsaraan rakyat.


Dikatakannya, bail-out (dana talangan) mungkin perlu ketika krisis, namun pengalaman membuktikan, hal itu menimbulkan kekeruhan baru, baik dari sisi ekonomi, komplikasi politik dan masalah hukum.


"Kita memerlukan pencegahan dan memiliki pertahanan modal yang kuat. Pemikiran ini sudah mulai intensif dibahas diantaranya dengan menggantikan paradigma bail-out menjadi bail-in. Artinya perbankan sendiri harus memiliki buffer untuk menyerap risiko dan guncangan dalam hal terkena imbas krisis," katanya.


Menurutnya, kondisi ini menambah keyakinan BI bahwa konsolidasi, baik dari sisi permodalan maupun kelembagaan perlu dipercepat.


"Oleh karenanya akan dikaji alternatif-alternatif insentif dan disinsentif yang lebih menarik terhadap pelaksanaan konsolidasi baik yang berbentuk merger, acquisition, atau corporate action lainnya," katanya.


Kuatnya pemodalan bank tersebut, lanjut Darmin juga bermanfaat untuk mengembangkan daya saing seperti pengembangan teknologi informasi dan skala usaha, dan upaya ini diperlukan untuk menyongsong penerapan Masyarakat Ekonomi Asean, mengingat dibandingkan dengan kondisi perbankan di negara ASEAN-5 lainnya, rata-rata tingkat permodalan perbankan Indonesia adalah yang terendah.


Mengenai efisiensi, Darmin berharap perbankan sanggup mendorong Net Interest Margin (NIM) ke arah yang lebih rendah dan efisien, sehingga dapat mengurai keruwetan permasalahan intermediasi yang dapat meningkatkan kredit dan selanjutnya diharapkan lebih mendorong pertumbuhan ekonomi.


"Efisiensi juga mendorong perilaku bank dalam memberikan kredit yang lebih hati-hati, selektif, produktif dan prospektif. Perilaku tersebut juga akan menstimulasi praktek prudensial perbankan, yang merupakan prasyarat stabilitas keuangan (financial stability), sehingga akan berbuah pertumbuhan dan stabilitas sekaligus," katanya.


Dijelaskannya, usaha peningkatan efisiensi tersebut telah dilakukan BI seperti kesepakatan penetapan suku bunga deposito lebih dari setahun lalu upaya pengkajian rentang bunga (spread) yang berujung pada pemberlakuan ketentuan mengumumkan suku bunga kredit peminjam utama (prime lending rate).


Bank Indonesia, lanjutnya tentu saja masih terus mengkaji langkah-langkah lanjutan, termasuk yang terkait pemberian hadiah bagi nasabah, dan pelaksanaan benchmarking antar bank.


sumber: http://id.news.yahoo.com

Posted by Unknown on 08.11. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "BI Tekankan Permodalan dan Efisiensi Perbankan"

Leave a reply

Arsip Blog

Recently Commented

Recently Added